Kontroversi
Perempuan Berkalung Sorban
Saat dirilis, film ini disambut dengan kontroversi di Indonesia karena dianggap melakukan kritikan kontra produktif atas tradisi Islam konservatif yang masih dipraktikkan dalam banyak pesantren di Indonesia saat film ini dirilis. Salah seorang dari pengurus Majelis Ulama Indonesia memberikan tanggapan berupa menyarankan supaya film ini ditarik dari edaran agar diubah sebagaimana keinginannya. [1] Abidah El Khalieqy, penulis novel aslinya, dalam sebuah wawancara bersama kru film ini mengutarakan bahwa tema novel yang ditulisnya tersebut pada intinya adalah tentang pemberdayaan wanitaTanda Tanya (?)
Salah satu filmnya yang kontroversial adalah "Tanda Tanya (?)" yang mempertanyakan tentang intoleransi[3] dimana Front Pembela Islam memprotesnya dan Hanung telah menemui Majelis Ulama Indonesia dan menyetujui memotong beberapa bagian filmnya.[4] Walaupun begitu filmnya yang menyajikan kemoderenan dan kedamaian dalam Islam mendapat sambutan yang baik di Singapura, Australia dan KanadaCinta Tapi Beda
Setelah beberapa hari tayang di bioskop secara nasional, film ini sempat menuai protes, khususnya dari masyarakat Minangkabau. Bahkan, sebuah forum persatuan masyarakat Minangkabau melaporkan Hanung Bramantyo selaku sutradara film ini ke Polda Metro Jaya berkenaan dengan Pasal 156 KUHP Jo Pasal 4 dan 16 UU.N0.40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis tentang larangan perbuatan menanamkan kebencian terhadap salah satu suku, etnis, agama, dan golongan dalam wilayah hukum Indonesia dan tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Pasalnya pengangkatan tokoh perempuan yang bermukim di Padang yang non-muslim dianggap menyinggung masyarakat Minangkabau yang identik dengan agama Islam. Untuk mengklarifikasi kontroversi ini, melalui akun twitter-nya, Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa tokoh Diana tidak disebutkan sebagai gadis Minangkabau, ia jelas-jelas menggunakan Salib dan keluarga Diana memiliki kegemaran akan makanan Babi Rica-rica. Sesungguhnya tokoh ini merupakan warga pendatang yang tinggal dan besar di Padang dan menunjukkan keberagaman masyarakat Padang.Soekarno: Indonesia Merdeka
Pada bulan September 2013, puteri dari Soekarno, Rachmawati mengkritik bahwa film ini tidak cocok dengan Ario Bayu yang berperan sebagai Soekarno. Ia merasa aktor Anjasmara yang layak memerankan tokoh tersebut
Filmografi
- Sebagai sutradara
- Topeng Kekasih (2000)
- Gelas-gelas Berdenting (2001)
- When ... (2003) - (film pendek)
- Brownies (2004)
- Catatan Akhir Sekolah (2005)
- Sayekti dan Hanafi (TV)
- Jomblo (2006)
- Lentera Merah
- Kamulah Satu-Satunya (2007)
- Legenda Sundel Bolong
- Get Married
- Ayat-Ayat Cinta (2008)
- Doa Yang Mengancam
- Perempuan Berkalung Sorban (2009)
- JK - (film pendek)
- Get Married 2
- Menebus Impian (2010)
- Sang Pencerah
- ? (2011)
- Tendangan dari Langit
- Pengejar Angin
- Perahu Kertas (2012)
- Perahu Kertas 2
- Cinta Tapi Beda
- Gending Sriwijaya (2013)
- 2014
- Soekarno: Indonesia Merdeka
- Sebagai pemain
- Jomblo (2006) - sebagai koki
- Lentera Merah (2006) - sebagai Dewan Alumni 65
- Get Married 2 (2009) - sebagai pemarkir mobil
- Get Married 3 (2011) - sebagai orang buta
- Perahu Kertas (2012) - sebagai tamu di pameran lukisan Galeri Warsita
- Habibie & Ainun (2012) - sebagai Sumohadi
- Cinta Tapi Beda (2012) - sebagai Pelanggan Cafe
- Slank Nggak Ada Matinya (2013) - sebagai Pak Teguh
0 komentar:
Posting Komentar