Siapa sangka tamatan jurusan Desain Interior 2004, Sebelas Maret ini pernah mengawali karirnya sebagai keyboardist Band Padat Karya asal Solo ditahun 1998-an.
Lelaki yang sempat membawa bandnya
menjadi home band di acara Fantastik RCTI ini sempat serius menggeluti
bidang desain. Dulunya Adit biasa ia disapa ini adalah seorang “tukang
gambar” di sebuah perusahaan konsultan desain interior di Solo. Namun
kecintaannya pada musik membuatnya melirik dunia lain yang lebih
disenanginya. “Setelah lulus saya sempat kerja di kontraktor, bagian
interior. Di situ saya sambil nge-band. Karena sering izin kantor, saya
disuruh milih, kantor apa band. Saya lepas kantornya,” aku Adit pada
tabloit Nova.
Dari desain ke musik. Itulah kiranya yang disenangi lelaki kelahiran
Solo 31 Januari 1981 ini, meski dulu ia harus gigih memperjuangan
kecintaannya terhadap band yang ia garap pada orangtua. Putra dari
pasangan Drs. Sumanto dan Etty Lestari ini sempat diragukan
kesuksesannya setelah melepas gelar sarjana seni. Pilihan sebagai pemain
band sebetulnya bukan cita-cita Adit. Ia sendiri bercita-cita menjadi
arsitek. Pilihannya ini sempat ditentang keluarga ayah satu anak ini
karena dianggap tidak memiliki masa depan cerah. Namun lelaki yang juga
pernah mengikuti audisi Festival Nasyid Indonesia (FNI) di Jakarta ini
tetap terus nge-band. Ia berhenti kala TA menyapanya di akhir semsester.
Kini
suami dari Mumpuni Dyah Sandara Dewi ini tidak menyangka bahwa hidupnya
jauh dari apa yang ia dapat sewaktu di bangku kuliah. Menjadi seorang
mas Sayuti dengan tampang khas tampang memelas pun bukan menjadi hal
yang ia impikan. Modalnya coba-coba. Awalnya ayah dari Vania Mutya
Candani ini mendapat tawaran casting, tadinya ia tak ingin melanjutkan
casting itu karena terlalu lama menunggu, alhasil ia pun dipanggil untuk
menjadi peserta casting terakhir. Modal coba-cobanya berbuah hasil.
Niatnya hanya coba-coba dan endingnya alumni SMA 4 Surakarta ini memanen
buahnya.
Adit menemukan apa yang dicita-citakan
dan ditekuni saat kuliah dahulu, berbeda dengan yang diperolehnya kini.
Oleh sebab itu, Adit kini membiarkan hidupnya mengalir begitu saja.
Sinematografi & Film
- OB
- OB Shift 2
- Sketsa tawa
- Kembalinya Nenek Gayung
0 komentar:
Posting Komentar